Kuningan – Senyum hangat Bunda Ela Helayati, Ketua Dekranasda Kabupaten Kuningan, tampak berseri saat berbicara tentang batik di momen Hari Batik Nasional.
Bagi istri orang nomor satu di Kuningan itu, batik bukan hanya busana bermotif indah, melainkan napas kebudayaan yang mengikat jati diri bangsa.
“Batik adalah identitas kita sebagai orang Indonesia. Saat kita mengenakan batik, ada kebanggaan, ada cinta tanah air yang kita bawa di setiap helai kainnya,” tutur Bunda Ela dengan penuh semangat.
Tak lupa, ia mengajak masyarakat Kuningan untuk menengok kembali kekayaan batik daerah sendiri. Motif kuda lumping yang gagah, kujang yang penuh makna, hingga panorama Gunung Ciremai yang megah, semuanya tergambar indah di batik Kuningan.
“Kita punya batik dengan corak yang tidak dimiliki daerah lain. Inilah kebanggaan kita. Batik Kuningan harus kita cintai, kita kenakan, dan kita wariskan,” ucapnya lirih namun tegas.
Bunda Ela juga menaruh perhatian besar pada para perajin batik. Ia percaya, tangan-tangan kreatif mereka adalah penjaga warisan budaya yang sangat berharga.
Melalui Dekranasda, ia berkomitmen memberikan ruang belajar, promosi, hingga akses pasar agar batik Kuningan semakin dikenal luas.
Lebih jauh, Bunda Ela mengingatkan generasi muda untuk tidak memandang batik sebagai pakaian formal semata. “Batik bisa kita pakai kapan saja. Biarkan batik menjadi bagian dari keseharian kita, karena di setiap motifnya tersimpan cerita tentang kita sendiri,” katanya.
Di akhir pesannya, Bunda Ela berharap Hari Batik Nasional ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk menumbuhkan cinta dan kebanggaan pada batik, terutama batik Kuningan.
“Kalau bukan kita yang bangga, siapa lagi? Mari kita kenakan batik dengan penuh cinta, karena dari batiklah identitas bangsa ini hidup,” pungkasnya.

